Seperti dibilang tadi, itu ocehan nggak penting. Kenyataannya, aku berhasil melakukan trik manipulasi dan menggunakan sedikit kekuasaan senior sehingga mereka yang mengerjakan seluruh tugas kelompok itu (iya, dari tadi ngomongin tugas kelompok dari entry lalu, bagi yang baru ngeh). Ya salah mereka juga sih baru kontak aku sehari sebelumnya, pas aku lagi jalan-jalan pula. Padahal tugasnya interview. Tentunya tadinya mau aku bikin fiksi seperti kebiasaanku dan Mel, tapi ternyata malah mereka keburu merasa bersalah duluan dan menawarkan supaya aku tinggal presentasi aja. Ternyata... saya punya bakat manipulasi juga. *evil laugh*
Cerita berlanjut pada Senin minggu depannya (kenapa cerita yang layak masuk di blog ini terjadi hari Senin melulu sih?) waktu ujian Kewarganegaraan. Yang mana aku nggak punya catetan selain coret-coretan gak jelas satu lembar sama bahan presentasi kelompok yang TENTUNYA nggak keluar sedikit pun (bukannya aku udah belajar dari situ sih. Aku aja udah lupa pernah presentasi dan punya bahannya). Akhirnya nekat untuk pertama kali dalam hidup (kecuali dalam setiap ujian Bahasa Inggris tentunya), aku nggak belajar. Mengandalkan kemampuan ingatan otak samar-samar dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, berharap bisa mengingat detail penting yang vital seperti waktu di tes lisan super mendadak yang ajaibnya aku bisa dapet A setelah ngoceh nggak jelas sebagai usaha menjawabnya.
Keberuntunganku tidak terlalu bagus sayangnya, karena ingat, ujiannya dilaksanakan hari Senin! Jadi tentu saja, hampir semua pertanyaannya aku nggak ngerti harus dijawab apaan. Jadi kegiatanku selama satu setengah jam ujian antara lain adalah:
*menatap pertanyaan dalam-dalam dengan harapan ilham akan muncul secara ajaib dan otak tiba-tiba mengerti apa sih yang ditanyain sebenernya?*
*melirik kanan-kiri tanpa maksud ingin mencontek, cuma pengen liat yang lain pada bisa atau nggak*
*melamun, pikiran melantur ke mana-mana*
*tiba-tiba setelah membaca salah satu pertanyaan untuk keseratus kalinya entah kenapa teringat waktu mantanku nembak dan struktur kalimatnya agak nggak beres, masih bertanya-tanya apa itu cuma disebabkan karena dia lagi nervous atau memang nggak semua orang sepeduli sama struktur kalimat seperti aku? Apa aku aneh karena masih suka merasa terganggu dengan ketidakberesan itu sampe sekarang, padahal jelas-jelas pentingnya isi pesan tersebut harusnya membuat semua hal lain jadi nggak penting? Am I some sort of perfectionist grammar freak?*
Ah, sudahlah. Nggak perlu dijelaskan lagi, ujian itu kacau. Tapi tetap saja, dasarnya punya bakat ngarang novel, akhirnya dua halaman folio itu penuh juga entah bagaimana, dengan ocehan-ocehan gak jelas dan gak nyambung sampe tanganku pegel banget. Nggak ada yang lebih menyenangkan daripada nulis ujian sampe tangan pegel gara-gara kita tau semua jawabannya dan pengen menuangkan seluruh isi otak kita ke kertas. Tapi kalo otak kosong gini, yang ada hanya terbengong-bengong dari mana jutaan paragraf yang kayanya sangat berbobot itu berasal. Ternyata memang bakat menulis itu sangat berguna di berbagai bidang. Diberkatilah mereka yang cukup beruntung untuk memilikinya.
5 comments:
hore...
sama dong...
tenyata kita memang penulis FIKSI berbakat... >_<
nulis FIKSI bareng yuu.. kaya waktu itu loh kita bikin interview TIPUAN....
Hahaha.. Memang, Carine ini ya.. Wekekeke..
oh iya... btw... aku mau protes. kenapa kalo kamu tulis Droo, gt ada link langsung ke blognya, sedangkan kalo kamu nulis Mel, gitu... polos2 aja ga ada hyper linknya...
huh!
kesenjangan sosial!!
>_<
ga rela!
padahal kita menjalani sukaduka bersama di kampus yang ITU!
eh eh... buat droo... aku tidak sensi kepadamu lho... cuman si CARINA ini loh...
Ih si Mel jealous. Hehehe.. abisan namamu banyak muncul sih. Jadi males hyperlink-in satu2. Hehe.. *kabur*
P.S. Lagian si Droo kalo nulis namaku juga di hyperlink-in. Emangnya kamu pernah hyperlink nama aku di entrymu? Hayo..
bilang aja kamu pengen di hyperlink >_<
huh
aku nggak jealous!
Post a Comment