Friday, March 28, 2008

A Bunch of Random Complaints (Because Customers Who Paid A LOT are Always Right...)

3
Ngomong-ngomong soal rasa bersalah yang berkaitan dengan kejujuran seperti yang diomongin di kelas Character Development tadi. Sudah bukan rahasia lagi kalo Mel dan aku suka melakukan fabrication seperti yang dibahas di presentasi kami sendiri tadi. Kupikir sih selama ini aku gak ngerasa bersalah. Gak terganggu sedikit pun. Udah terlanjur kesel gara-gara salah jalur padahal harusnya jadi penulis fiksi, akhirnya maksa menyalurkan bakat padahal harusnya gak boleh. Sebodo lah. Tapi entah kenapa, tiba-tiba beberapa hari yang lalu aku mimpi. Mimpi menyatakan kebohonganku di depan salah satu dosen yang ngajar di semester ini. Tentunya sebagai pecinta Alias sejati, mimpiku ada unsur-unsur espionage-nya dan alasan aku mengakui kebohongan masalah bikin interview itu adalah akibat sodium penthotal alias truth serum. Keren kan? *ditimpuk*

Yah, intinya aku nggak tau gimana cara kerja si serum kejujuran itu, tapi yang pasti dalam mimpi aku dituduh bikin wawancara palsu tapi dengan bangganya membantah kalo gak ada bukti itu palsu. Walaupun aku bermaksud bilang begitu, dan ngedenger diriku sendiri berkata begitu, tapi ternyata akibat serum sialan itu yang keluar dari mulutku dan didenger orang lain adalah hal yang sebenernya. Aneh memang. Namanya juga mimpi. Intinya ketahuan deh kalo tuh wawancara palsu. Aku bangun sambil merasa sedikit bersalah (dan oke, lega itu cuma mimpi). Terutama karena sang dosen yang 'ditipu' bukan termasuk dosen yang menyebalkan, walaupun agak membosankan. Ah, ya sudahlah. Paling nggak, hati nurani(?)ku masih ada dan mencoba memperingatkanku dari alam bawah sadar. Lebih baik daripada bisa menipu tanpa merasa bersalah sama sekali seperti yang dibilang si bapak tadi, kali ya.

Omong-omong lagi, pernah nyadar gak kalo di kampus kita itu suka ada troli? Kemaren aku lagi duduk di sekretariat jurusan trus menyadari keberadaan sebuah troli di deket pintu. Pertama aku bertanya-tanya buat apaan sih troli-troli itu? Ini kan bukan supermarket. Trus yang kedua aku bertanya-tanya dari mana sih mereka dapet troli? Adakah toko yang jualan khusus troli? (Seseorang yang sedang menunggu dengan bosan memang cenderung memikirkan pertanyaan-pertanyaan aneh gak penting seperti ini). Kemudian pertanyaan kedua itu terjawab dengan sendirinya waktu aku melihat logo di pegangan troli tersebut.

Yak... logo apalagi kalo bukan logo Hypermart.

Intinya... kampusku yang sangat mahal itu nyolongin troli Hypermart.

Bener kan? Kesimpulan yang tepat, kan? Nggak mengada-ada nih. Aku kan udah belajar Dasar-Dasar Logika. Ini sangat masuk akal.

Begitulah kampus saya. Dan omong-omong, kemaren aku lagi butuh-butuhnya internet dan di SEANTERO KAMPUS NAN BESAR itu gak tersedia sama sekali. Di perpus cuma dikit banget komputer yang internetnya nyala (jelas virus apa pun waktu itu yang ada di komputer ber-pop-up yang aku pake masih belum beres, gak heran banget walopun udah hampir SEMINGGU berlalu, dasar gak kompeten - dan omong-omong, BUKAN aku yang naro virus di sana, meskipun aku mungkin bakal dicurigai karena sidik jari orang terakhir yang memakainya sepertinya aku. Coba kalo aku beneran yang naro virusnya, seenggaknya bisa bangga kali ya?) dan semuanya dipake orang. Keliling-keliling berapa menit tanpa hasil, tahu kalo perpus itu pasti nggak bisa diandalkan akhirnya milih nyari warnet. Sampe mall, belom buka. Bagus. Berjalan ke warnet di deket tempat parkir, entah kenapa dah gak ada tuh warnet. Hebat.

JADI INTINYA KALO PERLU INTERNET DI KAMPUS HARUS KE MANA??

Nyebelin gila udah muter-muterin ngubek-ngubek seisi areal kampus gak ada internet tersedia barang sejengkal pun. MANA NIH FASILITAS YANG DIJANJIIN?

Capek deh komplain soal kampus melulu.

Wednesday, March 19, 2008

When You Find More Useless Things Everyday...

1
Ini bukan hari yang baik.

Pertama-tama, semalem aku gak bisa tidur. Akhirnya jam setengah 5 pagi, dengan semangat yang entah dari mana datangnya memilih untuk belajar Consumer Behavior di pagi buta (hal yang nggak pernah kulakukan seumur hidup) sambil selonjoran di tempat tidur di kamar yang masih gelap gulita (belajarnya pake slide di laptop). Akhirnya setelah selesai belajar sempet ketiduran sebentar (tentu saja) sebelum pintu kamarku digedor-gedor dengan tidak manusiawi menandakan sudah waktunya bangun. Sambil memikirkan jutaan kata makian yang terpikir, mulai siap-siap berangkat kuliah. Kalo bukan karena ada ujian hari ini aku pasti udah bolos.

Bergerak seperti zombie sepanjang hari. Adalah suatu keajaiban aku bahkan bisa mikir waktu ujian. Rasanya kepala dan badan ringan banget kaya bisa pingsan kapan aja. Sungguh sensasi yang aneh. Satu-satunya hal yang membuatku tetap maju terus pantang mundur (bukannya ada pilihan lain sih) adalah ingatan bahwa mulai besok libur 4 hari!! Super long weekend!!

Akhirnya hari yang menyebalkan ini berakhir juga setelah melewati berbagai perjuangan dan kejadian nggak penting lainnya. Terutama kejadian nggak penting waktu aku berjalan pulang ke arah tempat parkir melewati pos satpam tempat pemeriksaan tas. Emang sih ada 2 jalur, masuk ama keluar, tapi serius deh, apa bakal ada kecelakaan lalu lintas parah kalo aku nyasar ke jalur masuk? Kayanya aku sering-sering aja tuh lewat sembarangan di situ kalo jalur keluarnya lagi penuh.

Nggak peduli kalo aku udah setengah jalan ngelewatin tuh pos satpam, si satpam dengan keras kepalanya berdiri menghadang jalanku dan mengisyaratkan agar aku keluar lewat jalur yang benar. YANG ARTINYA MUNDUR LAGI DAN MUTER BALIK. Menjengkelkan banget gak sih? Bahkan bukannya ada segerombolan orang di jalur masuk atau apa. EMANGNYA KENAPA KALO AKU LEWAT SITU?? Toh aku udah SETENGAH JALAN. Dan aku capek banget. Gak tau apa aku belom tidur semaleman?? Balik arah tuh buang-buang energi, tau!

Aku masih nggak ngerti apa yang ditakutin si satpam itu. Apakah dia takut aku bakal melakukan brush pass dengan orang yang baru masuk dan memberikan dia bom setelah dia lolos pemeriksaan? *terlalu banyak nonton Alias mode: ON* Padahal faktanya aku udah sering mikir soal cara nyelundupin bom seperti itu dan itu gak akan berhasil karena aku kan arahnya dari dalem kampus, yang artinya pada suatu saat SUDAH melewati pemeriksaan dan TIDAK MUNGKIN membawa bom (teknisnya, paling nggak, kenyataannya sih bisa aja, orang diperiksanya gak niat gitu). Jadi sampe sekarang aku masih nggak ngerti kenapa aku diusir-usir dengan NGGAK SOPANNYA gitu! Apa sih MASALAH BESARNYA kalo aku salah jalur?? NYEBELIN BANGET DEH!

Orang yang gak tidur semaleman = bad mood = tambah pengen ngebom beneran tuh kampus.

Thursday, March 13, 2008

Some Catching Up To Do...

5
Yah, aku tahu banyak yang nungguin entry Senin lalu. Tapi jujur aja, males banget mengekspos (lagi-lagi) betapa nggak kompetennya anak-anak 2006 yang delusional sampe mengeja nama orang pun sulit dan menulis namaku dengan awalan C bukannya K. Apakah mereka segitu European-minded-nya atau gimana? Soalnya bukannya aku nggak pernah berharap namaku beneran diawali C sih, soalnya emang keliatannya lebih keren (kecuali bagi mereka yang agak kuper dan membaca awalan C tersebut sebagai C dan bukannya berbunyi seperti K). Bukannya juga si Droo nggak pernah ngasih panggilan spesial buatku, yang nggak jauh-jauh dari itu juga; Carine (C dibaca sebagai K dan E-nya silent, tentu saja). Tapi tetap saja deh. Di negara kita tercinta ini, ada nggak sih orang yang mengeja nama seperti namaku dengan cara seperti itu?? Lagian ntar inisialku berubah jadi AC; nggak keren banget kan? Emangnya aku pendingin ruangan?

Seperti dibilang tadi, itu ocehan nggak penting. Kenyataannya, aku berhasil melakukan trik manipulasi dan menggunakan sedikit kekuasaan senior sehingga mereka yang mengerjakan seluruh tugas kelompok itu (iya, dari tadi ngomongin tugas kelompok dari entry lalu, bagi yang baru ngeh). Ya salah mereka juga sih baru kontak aku sehari sebelumnya, pas aku lagi jalan-jalan pula. Padahal tugasnya interview. Tentunya tadinya mau aku bikin fiksi seperti kebiasaanku dan Mel, tapi ternyata malah mereka keburu merasa bersalah duluan dan menawarkan supaya aku tinggal presentasi aja. Ternyata... saya punya bakat manipulasi juga. *evil laugh*

Cerita berlanjut pada Senin minggu depannya (kenapa cerita yang layak masuk di blog ini terjadi hari Senin melulu sih?) waktu ujian Kewarganegaraan. Yang mana aku nggak punya catetan selain coret-coretan gak jelas satu lembar sama bahan presentasi kelompok yang TENTUNYA nggak keluar sedikit pun (bukannya aku udah belajar dari situ sih. Aku aja udah lupa pernah presentasi dan punya bahannya). Akhirnya nekat untuk pertama kali dalam hidup (kecuali dalam setiap ujian Bahasa Inggris tentunya), aku nggak belajar. Mengandalkan kemampuan ingatan otak samar-samar dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, berharap bisa mengingat detail penting yang vital seperti waktu di tes lisan super mendadak yang ajaibnya aku bisa dapet A setelah ngoceh nggak jelas sebagai usaha menjawabnya.

Keberuntunganku tidak terlalu bagus sayangnya, karena ingat, ujiannya dilaksanakan hari Senin! Jadi tentu saja, hampir semua pertanyaannya aku nggak ngerti harus dijawab apaan. Jadi kegiatanku selama satu setengah jam ujian antara lain adalah:

*menatap pertanyaan dalam-dalam dengan harapan ilham akan muncul secara ajaib dan otak tiba-tiba mengerti apa sih yang ditanyain sebenernya?*

*melirik kanan-kiri tanpa maksud ingin mencontek, cuma pengen liat yang lain pada bisa atau nggak*

*melamun, pikiran melantur ke mana-mana*

*tiba-tiba setelah membaca salah satu pertanyaan untuk keseratus kalinya entah kenapa teringat waktu mantanku nembak dan struktur kalimatnya agak nggak beres, masih bertanya-tanya apa itu cuma disebabkan karena dia lagi nervous atau memang nggak semua orang sepeduli sama struktur kalimat seperti aku? Apa aku aneh karena masih suka merasa terganggu dengan ketidakberesan itu sampe sekarang, padahal jelas-jelas pentingnya isi pesan tersebut harusnya membuat semua hal lain jadi nggak penting? Am I some sort of perfectionist grammar freak?*

Ah, sudahlah. Nggak perlu dijelaskan lagi, ujian itu kacau. Tapi tetap saja, dasarnya punya bakat ngarang novel, akhirnya dua halaman folio itu penuh juga entah bagaimana, dengan ocehan-ocehan gak jelas dan gak nyambung sampe tanganku pegel banget. Nggak ada yang lebih menyenangkan daripada nulis ujian sampe tangan pegel gara-gara kita tau semua jawabannya dan pengen menuangkan seluruh isi otak kita ke kertas. Tapi kalo otak kosong gini, yang ada hanya terbengong-bengong dari mana jutaan paragraf yang kayanya sangat berbobot itu berasal. Ternyata memang bakat menulis itu sangat berguna di berbagai bidang. Diberkatilah mereka yang cukup beruntung untuk memilikinya.