Tuesday, January 29, 2008

Delusions and Stupidity vs Bitterment and Cynicism

3
Wah, banyak yang minta update. Jadi senang saya.. untunglah setelah muter-muter bingung nyari bahan update-an akhirnya kemaren terjadi sesuatu yang layak masuk blog.

Mel.. sayang sekali kamu nggak masuk hari Senen kemaren. Atau justru bagus? Karena kamu gak perlu ngedengerin lebih banyak ocehan gak penting yang terjadi di mata kuliah kita satu-satunya hari itu. Serius deh, tuh mata kuliah udah kayak kelas pencucian otak atau kelas penuh delusi.

Jadi kemaren masih ngebahas masalah yang udah dibahas jutaan kali di mata kuliah lainnya: Positioning sama Segmenting (ARGH! Kapan selesainya belajar kaya gini?)

Terus entah gimana tuh dosen memakai universitas kita tercinta sebagai contoh lagi. Aku curiga jangan-jangan dia orang Marketing yang menyamar jadi dosen untuk mengecek apakah proses pencucian otak terhadap mahasiswa sudah berhasil.

Dia nanya, kalo universitas kita itu segmennya apa? Anak SMA yang seperti apa sih yang masuk universitas itu?

Aku: [dalam hati] Yang tertipu dan yang terjebak oleh iklan-iklan melebih-lebihkan dari kampus gak jelas ini. (ya, aku sadar itu termasuk diri sendiri)
Anak-Anak-2006-yang-Delusional: *dengan semangat* Yang SMART!
Aku: ....

Buset. Berlawanan 180 derajat banget ya? Tadinya kupikir palingan ada yang jawab "yang kaum menengah ke atas" kek, "yang cari fasilitas" kek, tapi ini.. SMART?

Dosen: Ya, terus apa lagi?
Anak-Anak-2006-yang-Delusional: Yang keren!
Aku: --;;
Dosen: Ada lagi?
Anak-Anak-2006-yang-Delusional: *masih dengan semangat yang sama* Yang SMART!
Aku: ........

LAGI? Apakah anak ini sebetulnya bukan manusia, tapi robot yang sudah diprogram dengan satu jenis pikiran saja?

Kayanya menurut pengetahuan umum, di mana-mana anak SMA yang SMART masuknya UI deh. Bukannya kalo masuk universitas lain nggak smart (kecuali kalo masuk universitas kami tercinta), tapi kalo ngomong positioning sama segmenting kan jelas universitas yang ngasih kesan anaknya pinter-pinter semua tuh UI.

Malesin banget deh dengerinnya. Aku nggak tahu apa bisa tahan satu semester di kelas macam itu. Kenyataan bahwa sang dosen juga ternyata garing abis, juga sangat tidak membantu.

Dosen: Ya, berikutnya kita ngomong soal signs. Isyarat-isyarat dalam iklan biasanya harus sudah dimengerti umum. Misalnya kalo acungin jempol itu artinya?
Anak-Anak-2006-yang-Delusional: Artinya oke!
Dosen: Iya betul. Kalo acungin parang itu juga termasuk sign ya...
Aku: ......

Lame.

Dan seakan untuk menekankan poin anak-anak-2006-yang-delusional... waktu aku berjalan pulang hari itu, aku pun melihat 2 jiwa lagi yang berhasil terjaring dalam perangkap universitasku tercinta.

Sunday, January 13, 2008

The Interesting Animal Conversation

0
Hari ini aku iseng-iseng membawa anjing peliharaanku turun dan jalan-jalan di taman. Oh ya, belom pada kenalan ya sama anjing peliharaanku? Namanya Mocha, karena dia berbulu coklat kayak mochaccino. Beginilah jadinya kalo pecinta kopi disuruh ngasih nama anjing. Jenisnya Peking, dan sekarang umurnya belom nyampe 1 tahun. Berapa ya tepatnya? Enam atau tujuh bulan deh.


Mocha imut

Yah, jadi setelah berjalan-jalan di taman, Mocha bertemu hewan peliharaan lain; si ayam yang tak bernama. Si ayam duduk tenang-tenang di dalam kandang burung (Jangan tanya kenapa ditaronya di kandang burung. Itu bukan ayam saya, jadi saya tidak tahu-menahu. Lagipula kandang burungnya tinggi dan besar, jadi malah lebih lega daripada kandang ayam). Awalnya si Mocha nggak ngeliat kalo di situ ada ayam.

Untuk mengetes reaksinya, aku mengangkat si Mocha supaya dia melihat si ayam. Berikut interaksi yang terjadi di antara keduanya:

Mocha: *memandang si ayam*
Aku: *mendekatkan Mocha ke ayam. Lalu karena nggak terjadi apa-apa, menurunkan Mocha*
Mocha: *mengendap-endap mendekati ayam sampe tepat berada di bawah jeruji kandang ayam/burung*
Ayam: *melompat sambil mengepakkan sayap*
Mocha: *melompat mundur dengan panik*
Mocha: *mulai menggonggongi si ayam dengan bersemangat*
Ayam: *duduk tenang, cuek abis*

Lalu si Mocha dikasi kerupuk. Dia langsung menggondol kerupuk ke depan ayam, mungkin mau pamer kalo dia dapet makanan.

Mocha: *meletakkan kerupuk di depan kakinya, persis di hadapan si ayam*
Mocha: *memandang ayam, lalu duduk ngegelosor di tanah sambil memamerkan kerupuk, mengamati ayam*
Ayam: *masih cuek abis, duduk diem-diem*

Kesimpulan penelitian: Ayam adalah hewan yang sangat tenang. Gak peduli digonggongin anjing sekeras apa pun, dia bener-bener gak peduli. Jadi apakah mungkin orang yang bershio ayam punya naluri untuk selalu tenang dalam keadaan apa pun? Dan apakah ini berarti orang yang bershio anjing cenderung sombong dan suka memamerkan kemampuan dan/atau benda-benda yang dimilikinya?

Mungkin saja. Mungkin juga tidak. Toh sang peneliti bukan ilmuwan sungguhan, jadi risiko ditanggung sendiri kalo Anda memutuskan untuk mempercayai hasil penelitian kecil ini. Itulah sedikit kegiatan berguna saya di hari Minggu yang cerah ini.

Disclaimer: No dog or chicken was harmed during the process of this research.

Friday, January 11, 2008

Nobody Should Call An Ice Cream "Oreo Overload"

2
Setidaknya, jangan di tempat yang bisa terbaca oleh saya, si Oreo maniak. Sesuatu yang bernama "Oreo Overload" jelas bikin saya kalap. Langsung deh saya menunjuknya, dan mengamat-amati sang es krim sedap dibikin. Pertama-tama, pandangan mata saya jatuh pada sepiring brownies sedap.

Aku: Eh, ada brownies!
Mama: Iya tuh, tambahin aja!
Aku: Emang boleh?
Mama: Mbak mbak, boleh tambah brownies nggak?
Mbak-Mbak Penjual: (dengan senyum gembira) Boleh, Bu...
Mas-Mas Penjual Yang Lagi Bikinin Es Krimku: Mo nambah apa lagi, Mbak?

Aku berpikir-pikir... banyak tambahan menarik seperti M&Ms dan KitKat. Tapi kayanya udah kebanyakan coklat deh. Ya udahlah ya.. itu aja. Eh trus mas-masnya nanya lagi.

Mas-Mas Penjual: Mau nambah wafel nggak?
Mama: Tambah aja tuh, yang coklat enak!

Aku pun manggut-manggut dengan polosnya. Setelah selesai, es krim tampak bener-bener overload. Eh si penjualnya, sang salesman sejati, masih sempet-sempetnya nanya lagi..

Mas-Mas Penjual: Mau nambah air mineralnya nggak?

Coba ya, dia nanyanya dengan cara yang membuat orang berpikir bakal dapet air putih gratis. Soalnya di mana-mana kan gak ada restoran atau tempat jual es krim nawarin nambah air minum kalo nggak gratis. Berpikir bahwa abis makan es krim berisi coklat dan oreo sebanyak itu pastinya aus, aku mau-mau aja. Pake pesen yang dingin pula. Eh ternyata dikasi botolan, yang berarti nambah bayar lagi!

Setelah ditotal...

DING DING!

Rp. 49.000.

T______T

Yang bener aja deh. Hampir lima puluh ribu untuk segelas es krim [yang emang sih isinya banyak banget dan enak dan sangat bikin gendut]?!

Bener-bener, literally, OVERLOAD, in every sense of the word.

Tuesday, January 08, 2008

Office Gossip and Scandals

3
Hmm. Coba lihat. Natal dan Tahun Baru datang dan pergi tanpa kabar di blog!! Ah, betul-betul cara yang salah untuk memulai blog baru. Tapi ya sudahlah ya, memang kebetulan tahun 2007 adalah tahun yang sedikit sulit untuk saya... jadi mikir untuk update pun nggak sempet. Blogku sayang, blogku malang. Yang penting archive-nya belom ada yang bolong bulannya.

Well, saya sekarang sudah officially menjadi working woman. Yah, walaupun cuma kerja praktek. Yang berbeda dari magang, omong-omong, tapi tampaknya sulit sekali menekankan hal itu pada semua orang. Kadang-kadang lebih gampang membiarkan orang-orang ngomong semaunya daripada harus mengoreksi jutaan kali. Pfff... hidup sebagai perfeksionis memang sulit. *ditimpuk*

Omong-omong lagi, ternyata ada banyak kejadian menarik di kantor saya. Jadi begini ceritanya... kemaren aku dipinjemin laptop buat ngetik-ngetik. Karena aku punya bakat jadi mata-mata, aku mulai iseng membuka folder-folder yang ada (sekalian buat belajar dan ngeliat contoh-contoh iklan, begitu lho). Lalu ada satu folder yang bertulisan foto-foto terus ada nama salah satu employee di kantor tersebut yang kebetulan aku kenal. Dengan naluri mata-mata yang dimiliki sejak lahir, aku langsung memutuskan untuk membuka folder tersebut pertama kali.

Yang kutemukan adalah hal yang sangat mengejutkan!! SKANDAL!! *ditimpuk karena terlalu dramatis*

Awalnya kupikir itu foto bayi sang employee. Aku sudah sibuk ber-"aww" ria waktu aku melihat lebih dekat dan menyadari bahwa...

...bahwa...

itu tak lain dan tak bukan...

adalah...

FOTOKU SENDIRI!!

Fotoku waktu bayi! Fotoku waktu baru lahir! Fotoku waktu cuma pake bikini waktu masih kecil (kurasa aku patut bangga aku pernah pake bikini, kalo begitu?)! Fotoku waktu ulangtahun! Fotoku waktu masih lucu dan imut-imut! *dibunuh*

Eh tapi bener lho, melihat fotoku waktu kecil, ternyata aku imut banget dulu. Beneran! Saya kan nggak narsis. Semua teman saya bisa menjadi saksinya. Penilaian saya terhadap foto-foto masa kecilku itu murni objektif! Kenyataannya adalah: aku memang lucu dan imut waktu kecil! (Iya, sekarang nggak. Tuh kan, gak narsis) Prosesi "awwwww" pun berlangsung saat melihat satu demi satu foto-foto tersebut, walaupun tentunya secara diam-diam. Ada fotoku mulai dari bayi, lucu imut nan gembira sampe mulai dewasa di mana aku mulai berhenti tersenyum ceria di foto-fotoku dan sebaliknya mulai menampilkan ekspresi angst di foto-foto yang lebih dewasa. Pertumbuhan yang agak menyedihkan.

Tapi poinnya adalah... ITU BENER-BENER KOLEKSI FOTO LENGKAP NAN KOMPLIT KHAS STALKER PUNYA.

Gak heran kan kalo aku jadi sedikit freaked out? Yah, pada akhirnya daripada memutuskan untuk mengira-ngira sendiri, yang mengingat daya imajinasiku, hasilnya bisa bikin diri sendiri kena sakit jantung, aku memutuskan untuk bertanya apakah mamaku tahu-menahu soal koleksi foto aneh itu.

Untunglah, ternyata ada penjelasan yang masuk akal. Waktu aku pesta Sweet Seventeen, ada slide-slide fotoku dari waktu kecil sampe gede ditampilin (SAMA SEKALI bukan usul saya, by the way. Aku nggak bakalan punya ide sememalukan itu [bukti lain bahwa saya tidak narsis]. Tapi tahu sendiri kan sikap sentimentil orangtua. Mereka pikir itu cute dan aww-worthy. Oke, ide itu sweet dan segalanya, tapi aku terlalu sibuk panik memikirkan semua cowok yang hadir waktu itu melihat parade foto yang meng-expose seluruh kehidupanku itu *ditimpuk karena terlalu dramatis lagi*)

Dan ternyata, kantor itulah yang membuat slide-slide tersebut. Jadi ada alasan logis kenapa sampai ada koleksi lengkap fotoku di laptop kantor. Fiuh. Mungkin sebaiknya aku menghapus bukti-bukti memalukan itu sebelum seseorang menemukannya dan, setelah mengetahui subyek foto itu tak lain dan tak bukan adalah aku, diyakini bakal berteriak gembira dan memanggil semua orang lain untuk melihatnya. Percaya deh, mereka bakal melakukannya.